BRI Liga Indonesia 1, Lambang Logo dan Sejarah
Berikut Logo BRI Liga 1 Indonesia
#logo
Kasta teratas liga sepak bola profesional di Indonesia dimulai sejak musim 2008-09, awalnya dibentuk dengan nama Indonesia Super League (Liga Super Indonesia) hingga tahun 2015. Sebelum reformasi pada tahun 2008, kompetisi nasional menggunakan format turnamen. Liga 1 dimulai pada tahun 2017 sebagai sebuah perubahan nama liga.
Sebanyak empat puluh klub telah berkompetisi di kasta teratas sepak bola Indonesia sejak dimulainya era modern pada tahun 2008 sebagai Indonesia Super League. Delapan tim telah dinobatkan sebagai juara, dengan Persipura Jayapura menjadi tim yang paling banyak meraih gelar, yaitu tiga kali pada musim 2009, 2011 dan 2013.
Sejarah Liga Indonesia
Awal Mula
Pada tahun 1994, PSSI menggabungkan tim-tim dari Perserikatan, sebuah liga populer bagi klub amatir yang mewakili asosiasi sepakbola regional, dan Galatama, sebuah liga yang kurang populer yang terdiri dari tim semi-profesional, untuk membentuk Liga Indonesia. Upaya ini mengintegrasikan fanatisme di Perserikatan dan profesionalisme di Galatama dengan tujuan meningkatkan kualitas sepakbola Indonesia. Langkah ini membawa sistem bertingkat dalam kompetisi sepakbola Indonesia. Format babak grup, yang digunakan di Perserikatan, digabungkan dengan sistem kompetisi penuh yang diikuti dengan babak semifinal dan final seperti di Galatama.
Pembentukan
Era kompetisi modern dimulai pada tahun 2008 dengan Indonesia Super League musim 2008-2009. Musim pertama dimulai dengan 18 klub. Gol pertama Indonesia Super League dicetak oleh Ernest Jeremiah dari Persipura dalam hasil imbang 2-2 melawan Sriwijaya FC. 18 anggota pertama dari kompetisi yang baru Indonesia Super League mengikuti hasil akhir klasemen musim 2008-2009 adalah Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, Persib Bandung, Persik Kediri, Sriwijaya FC, Persela Lamongan, Persija Jakarta, PSM Makassar, Pelita Jaya, Arema Malang, Persijap Jepara, Persiba Balikpapan, PKT Bontang, Persitara Jakarta Utara, PSMS Medan, Deltras Sidoarjo, Persita Tangerang, dan PSIS Semarang. Awalnya, Persiter Ternate dan Persmin Minahasa memenuhi syarat untuk mendaftar tetapi mereka gagal memenuhi persyaratan verifikasi untuk menjadi anggota pendiri Indonesia Super League.
Dualisme
Karena sepak bola di Indonesia sangat dipolitisasi dengan faksi-faksi saingan yang saling menggulingkan, konflik menjadi hal yang biasa sebelum tahun 2017. Konflik terburuk terjadi pada tahun 2011. Setelah pelantikan dewan PSSI baru pada tahun 2011, seorang anggota Komite Eksekutif PSSI dan ketua Komite Kompetisi, Sihar Sitorus, menunjuk PT Liga Prima Indonesia Sportindo sebagai operator liga baru yang menggantikan PT Liga Indonesia karena yang terakhir gagal menyediakan laporan pertanggungjawaban kepada PSSI.
Sitorus, salah satu politisi di PSSI, mengumumkan Liga Premier Indonesia sebagai kompetisi tingkat atas baru di Indonesia. Setelah munculnya Liga Primer Indonesia (LPI), PSSI tidak mengakui keabsahan ISL.
Tim-tim ISL seperti PSM Makassar, Persema Malang, dan Persibo Bojonegoro, yang telah memboikot operator ISL karena keputusan wasit dan manajemen, dengan senang hati beralih ke LPI bersama-sama dengan pecahan dari tim ISL yang ada. Namun, musim LPI tahun 2011 dihentikan di tengah musim, karena terus terjadi perpecahan di dalam PSSI; liga baru, Liga Prima Indonesia (Indonesian Premier League) menggantikannya pada akhir tahun 2011 untuk musim 2011-2012.
Sebelum terjadinya perpecahan di PSSI, Sitorus memicu kontroversi lebih lanjut ketika ia mengatakan bahwa kompetisi baru akan dibagi menjadi dua wilayah dan akan ada penambahan enam klub di divisi teratas, yang membuat banyak anggota asosiasi marah. Sebanyak 14 tim yang seharusnya menjadi peserta Indonesia Premier League memilih untuk mendukung Liga Super Indonesia yang terus berjalan di bawah dukungan faksi pro-IPL, meskipun dianggap sebagai kompetisi ilegal. PSSI resmi, yang didukung oleh FIFA dan AFC, tidak mengakui ISL selama dua musim. Sementara itu, Liga Premier Indonesia menjadi liga kasta teratas dari tahun 2011 hingga 2013 dengan hanya 11 tim.
Dalam sebuah rapat luar biasa PSSI pada tanggal 17 Maret 2013, anggota asosiasi mengecam Sitorus dan memutuskan bahwa Liga Super Indonesia akan kembali menjadi kompetisi tingkat atas, menyusul pembubaran Liga Primer Indonesia. Sitorus dan lima anggota dewan PSSI lainnya diberhentikan dari dunia sepak bola karena peran mereka dalam pemisahan (dikenal secara lokal sebagai dualisme) yang mengganggu sepak bola Indonesia.
Dewan PSSI yang baru juga memutuskan bahwa tujuh tim terbaik dari Liga Primer Indonesia 2013 akan bergabung dengan liga yang bersatu setelah dilakukan verifikasi. Semen Padang, Persiba Bantul, Persijap Jepara, dan PSM Makassar lulus verifikasi, sedangkan Perseman Manokwari, Persepar Palangkaraya, dan Pro Duta tidak lulus, sehingga musim 2014 diikuti oleh 22 tim.
Intervensi Pemerintah dan Suspensi FIFA
Dampak dari perpecahan tersebut menghantui sepak bola Indonesia selama bertahun-tahun setelah penggabungan kembali. Pada tanggal 18 April 2015, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi secara resmi melarang kegiatan PSSI setelah PSSI menolak untuk mengakui rekomendasi dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), sebuah lembaga di bawah kementerian, bahwa Arema Cronus dan Persebaya tidak boleh lulus verifikasi ISL karena masih ada klub lain yang menggunakan nama yang sama.
Sebelumnya, Nachrawi telah mengirimkan tiga surat peringatan. Namun, PSSI menolak untuk menjawab panggilannya hingga batas waktu yang ditentukan. Akibatnya, PSSI secara resmi menghentikan semua kompetisi di musim 2015 setelah rapat Komite Eksekutif PSSI pada tanggal 2 Mei 2015 menyebut intervensi pemerintah sebagai keadaan memaksa.
Intervensi pemerintah juga membuat FIFA menghukum Indonesia dengan suspensi satu tahun dari semua aktivitas sepak bola asosiasi karena badan dunia tersebut menganggap campur tangan negara dalam masalah sepak bola sebagai pelanggaran terhadap anggotanya, PSSI. Selama masa suspensi, beberapa turnamen diadakan untuk mengisi kekosongan, dimulai dari Piala Presiden Indonesia 2015, yang dimenangkan oleh Persib, hingga Piala Bhayangkara yang menutup seri turnamen yang tidak diakui tersebut.
Pada tanggal 13 Mei 2016, FIFA secara resmi mengakhiri suspensi, menyusul pencabutan keputusan menteri Indonesia pada tanggal 10 Mei 2016. Tak lama setelah itu, sebuah turnamen jangka panjang dengan format kompetisi penuh, Indonesia Soccer Championship, muncul. Dimana pada musim itu Persipura Jayapura menjadi Kampiun ISC 2016.
Perubahan Nama Liga
Pada tahun 2017, kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia diubah namanya secara resmi menjadi Liga 1. Perubahan nama juga diberlakukan untuk Divisi Utama (menjadi Liga 2) dan Liga Nusantara (menjadi Liga 3). Operator dari kompetisi juga berubah dari PT Liga Indonesia (LI) menjadi PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Format kompetisi
Format kompetisi menggunakan format satu wilayah dimana sebelumnya (terakhir 2007) menggunakan format dua wilayah. Pemenang akan ditentukan dari jumlah poin paling banyak selama 34 pertandingan. Gelar juara ditentukan oleh tim dengan poin tertinggi selama satu musim kompetisi, jika poin sama maka juara akan ditentukan dengan selisih gol. Juara akan mewakili Indonesia di play-off Liga Champions Asia. Sedangkan peringkat ke-2 dan ke-3 (jika peringkat ke-1 lolos play-off Liga Champions Asia) akan mewakili Indonesia di Piala AFC. Tiga tim penghuni terbawah klasemen akan langsung terdegradasi dan digantikan oleh tiga tim terbaik dari Liga 2 yang promosi.
Detail Logo BRI Liga 1
Klub
Sebanyak 18 klub berkompetisi pada musim 2023–2024.
Tim | Lokasi | Stadion | Musim 2022–2023 |
---|---|---|---|
Arema FC | Kabupaten Malang | Gajayana | Peringkat 12 |
Bali United FC | Kabupaten Gianyar | Kapten I Wayan Dipta | Peringkat 5 |
Barito Putera | Kota Banjarmasin | Demang Lehman, di Kota Banjarbaru | Peringkat 15 |
Bhayangkara FC | Kota Bekasi | Patriot Candrabhaga | Peringkat 7 |
Borneo FC | Kota Samarinda | Segiri | Peringkat 4 |
Dewa United FC | Kota Tangerang Selatan | Indomilk Arena, di Kabupaten Tangerang | Peringkat 17 |
Madura United FC | Kabupaten Pamekasan | Gelora Madura | Peringkat 8 |
Persebaya | Kota Surabaya | Gelora Bung Tomo | Peringkat 6 |
Persib | Kota Bandung | Gelora Bandung Lautan Api | Peringkat 3 |
Persija | Jakarta Raya | Gelora Bung Karno | Peringkat 2 |
Persik | Kota Kediri | Brawijaya | Peringkat 11 |
Persikabo 1973 | Kabupaten Bogor | Pakansari | Peringkat 14 |
Persis | Kota Surakarta | Manahan | Peringkat 10 |
Persita | Kabupaten Tangerang | Indomilk Arena | Peringkat 9 |
PSIS | Kota Semarang | Jatidiri | Peringkat 13 |
PSM | Kota Makassar | Gelora B. J. Habibie, di Kota Parepare | Peringkat 1 |
PSS | Kabupaten Sleman | Maguwoharjo | Peringkat 16 |
RANS FC | Kabupaten Sleman | Maguwoharjo | Peringkat 18 |