Lambang Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat
#logo
Arti Lambang Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota
BENTUK DASAR OVAL :Melambangkan jiwa persatuan, Bulek Sagolongan, Picak Salayangan, Barek Samo Dipikua, Ringan Samo Dijinjiang.
WARNA BIRU :
Melambangkan sifat ramah tamah dan setia, Aianyo Janiah Ikannyo Jinak, Sayaknyo Landai, Dalam nan indak Taajuk, Dangkanyo Nan Indak Tasubarangi, buayonyo gadang nan maunikan..
WARNA MERAH PUTIH :
Melambangkan Bendera Kebangsaan.
PADI :
Melambangkan Lima Puluh Kota sebagai daerah agraris yang menghasilkan padi sebagai bahan pangan pokok bagi rakyat.
KAPAS :
Melambangkan bahwa rakyat Lima Puluh Kota suka bertenun menghasilkan sandang.
GUNUNG dan SUNGAI :
Melambangkan bahwa daerah Kabupaten Lima Puluh Kota alamnya bergunung-gunung dan bersungai-sungai.
CARANO :
Melambangkan jiwa musyawarah, Tuah Sakato, Cilako Basilang.
RUMAH BAGONJONG LIMO :
Melambangkan Adatnya nan Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah nan indak Lakang dek Paneh, Indak Lapuak dek Hujan.
BINTANG PERSEGI LIMA :
Dengan warna Kuning adalah Lambang Ketuhanan Yang Maha Esa.
TULISAN 50 :
Mengingatkan pada sejarah asal usul sebabnya daerah ini dinamakan Luhak Limo Puluah.
Lambang Kabupaten Limapuluh Kota diciptakan oleh almarhum C.Israr saat dia menjadi Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota periode 1967 -1970
Sekilas Kabupaten 50 Kota
Kabupaten Lima Puluh Kota (bahasa Minang: Limo Puluah Koto; Jawi, ليمو ڤولوه كوتو) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sarilamak. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.354,30 km2 dan berpenduduk sebanyak 348.555 jiwa (Sensus Penduduk 2010)[2]. Kabupaten ini terletak di bagian timur wilayah provinsi Sumatra Barat atau 124 km dari Kota Padang, ibu kota provinsi.Menurut tukang kaba, dalam salah satu tambo- cerita historis tetang asal-usul dan silsilah nenek moyang orang Minangkabau di Sumatra Barat terdapat sebuah kerajaan Pariangan yang dipimpin oleh Datuak Badaryo Kayo. Ia memiliki saudara seayah bernama Datuak Ketumanggugan dan Datuak Perpatih Nan Sabatang. Suatu hari kedua saudara ini bertemu Datuak Bandaryo Kayo guna membicarakan masalah kepadatan penduduk di kerajaan tersebut.
Dalam pertemuan itu disepakati untuk memindahkan sebagian peduduk kerajaan ke daerah pemukiman baru. Setelah mengetahui daerah-daerah yang akan dijadikan permukiman baru, mulailah pemindahan sebagai penduduk ke tiga arah yakni Utara, Barat dan Timur. Daerah permukiman baru di sebelah Barat kemudian diberi nama Luhak (daerah) Agam.
Daerah sebelah Timur dinamakan Luhak Tanah Datar. Semetara itu, Datuak Sri Maharajo Nan Banego memimpin 50 orang menuju ke arah Utara, daerah Payakumbuh. Tempat ini kemudian dikenal dengan nama Luhak Lima Puluah yang dalam perkembanganya menjadi Kabupaten 50 Kota. Untuk mengenang searah asal-usul nama kabupaten ini, pada lambang daerahnya kemudian dicatumkan angka 50.[3]
[1] ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-02-15.
[2] ^ Hasil Sensus Penduduk Sumatra Barat Tahun 2010
[3] ^ Profil Daerah Kabupaten dan Kota Jilid 1. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. 2001. hlm. 45–46. ISBN 979-709-009-4.
Website : Kab Lima Puluh Kota
Add Comment
comment url