Logo PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)

Logo-Persatuan-Guru-Repubik-Indonesia-(PGRI)

SEJARAH PGRI

A. Gerakan Guru pada Masa Perjuangan Kemerdekaan

Semangat nasionalisme sudah lama tumbuh di kalangan guru semenjak lahirnya kesadaran berorganisasi, kesadaran perjuangan nasional, kesadaran untuk menuntut persamaan hak dengan pihak belanda.

Usaha perjuangan nasib dan posisi guru berjalan terus. Hasilnya antara lain adalah kepala HIS yang dahulu selalu dipegang oleh orang Belanda, satu persatu pindah ke tangan bangsa Indonesia. Perjuangan ini akhirnya memuncak pada kesadaran dan cita–cita kemerdekaan bukan sekedar nasib belaka.

Pada tahun 1032 nama PGHB diganti dengan PGI (Persatuan Guru Indonesia). Pergantian nama "Hindia Belanda" dengan "Indonesia". Dalam nama organisasi ini mengejutkan Belanda, karena nama Indonesia termasuk yang paling tidak desenangi oleh penjajah Belanda karena mencerminkan tumbuhnya semangat Nasionalisme.

Perang dunia 2 pecah pada tahun 1939. Setahun kemudian, negeri Belanda diduduki tentara Jepang. Pada tahun 1941 semua guru laki-laki Belanda ditugaskan menjadi milisi, untuk mengatasi kekurangan guru di Indonesia. Pada zaman kedudukan Jepang keadaan berubah segala organisasi dilarang, sekolah ditutup. Segala kegiatan pendidikan dan politik membeku. Barulah menjelang Jepang takluk kepada tentara sekutu, sekolah dibuka kembali.

Selengkapnya Buka Sitik Joss...

Logo PGRI

Arti Lambang PGRI

Berikut arti Lambang /Logo PGRI:

  • Bentuk cakra atau lingkaran melambangkan cita–cita luhur dan daya upaya manaikkan pengabdian yang terus menerus
  • Ukuran, corak dan warna : bidang bagian pinggir rulingkara berwarna merah melambangkan pengabdian yang dilandasi kemurnian dan keberanian bagi kepentingan rakyat. Warna putih dengan tulisan Persatuan Guru Republik Indonesia dengan paduan warna pinggir merah putih melambangkan pengabdian pada Negara, bangsa dan tanah air Indonesia.
  • Suluh berdiri tegak bercorak 4 garis tegak dan datar berwarna kuning melambangkan fungsi guru (pada penddidikan pra sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi) dengan hakikat tugas pengabdian guru sebagai pendidik yang besar dan luhur.
  • Nyala api dengan 5 sinar warna merah melambangkan arti ideologi dan arti teknis yakni sasaran budi pekerti, cipta, rasa, karsa dan karya generasi.
  • 4 buku mengapit suluh dengan posisi 2 datar dan 2 tegak (simetris) dengan warna corak putih melambangkan sumber ilmu yang menyangkut nilai-nilai moral, pengetahuan, keterampilan, dan akhlak bagi tingkatan lembaga-lembaga pendidikan, pra sekolah dasar, menengah dan tinggi.
  • Warna dasar tengah hijau melambangkan kemakmuran.

Arti keseluruhan :

Guru Indonesia dengan itikad dan kesadaran yang murni dengan segala keberanian, keluhuran jiwa dan kasih sayang senantiasa menunaikan darma baktinya kepada Negara, tanah air dan bangsa Indonesia dalam budi pekerti cinta, rasa, karsa dan karya generasi bangsa menjadi manusia Pancasila yang memiliki moral, pengetahuan, keterampilan dan akhlak yang tinggi.

Penggunaan :

  1. Sebagai lambang atau lencana
  2. Sebagai panji resmi dalam upacara dan panji hiasan
  3. Di pancangkan mendampingi bendera nasional merah putih dalam upacara/ pertemuan organisasi oleh PGRI.
  4. Berdirinya YPLP-PGRI dan wisma guru kongres XIV PGRI th. 26-29 Juni di Jakarta menghasilkan salah satu keputusan penting yaitu mengenai wisma guru.

Untuk melaksanakan keputusan kongres BP PGRI membentuk YPLP-PGRI dengan akta notaries Moh.Ali No. 21 tgl. 31 maret 1980 yang berlaku sejak tgl. 1 Januari 1980. Yaitu melakukan pembinaan, pengelolaan, dan penggembangan lembaga pendidikan PGRI di seluruh Indonesia dan bertanggung jawab langsung kepada PB PGRI

Hikmah dan manfaat dari yang diambil dari ketetapan PGRI sebagai organisasi profesi adalah :

  1. Medan perjuangan, pengbdiaan dan kekaryaan anggota PGRI dapat makin ditingkatkan dan dimantapkan
  2. Upaya peningkatan mtu profesionalisme para anggota PGRI.
  3. Dapat dipupuk rasa kesatuan dan kesatuan yang makin kokoh.


G. Refleksi tentang masa depan PGRI

Apabila kita dengan sadar dan sengaja menyediakan waktu untuk meneliti kembali secara cermat gagasan-gagasan, pola tindakan dan prestasi PGRI sejak awal berdirinya sampai sekarang maka kita temukan kembali bahwa pada hakikatnya PGRI adalah sebuah organisasi propesi pendidik dan pada umumnya dan para guru pada khususnya.

Berdasarkan pengamatan bertahun-tahun,tampak jelas bahwa PGRI seperti organisasi yang lainnya mempunyai pengalaman yang penting dalam rangka mensukseskan strategi yang bersifat kuantitatif, dalam arti menggalang masa secara politis, terutama waktu menjelang pemilu.

Masa depan menuntut semakin tingginya kualitas dari pada kuantitas (jumlah anggota).

PGRI sangat berpengalaman dalam melayani para anggotanya yang sebagian besar guru SD; sementara peningkatan kualitas propesi diperlukan oleh para guru pada semua jenis dan jenjang pendidikan untuk itu, PGRI dituntut untuk lebih akrab dengan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para guru sekolah menengah, dan bahkan para dosen di perguruan tinggi.

website : PB PGRI

http://sigitajiputra.wordpress.com/2009/12/07/sejarah-persatuan-guru-republik-indonesia/

Next Post Previous Post
1 Comments
  • Anonim
    Anonim 7 November 2013 pukul 05.29

    baru mau ikut lomba desain logo ni, referensi bagus

Add Comment
comment url